Yogyakarta, inilah kota pertama di luar Aceh yang pernah ku nikmati aspek pariwisatanya. Bermula dari mendengar sebuah kabar bahwa sebuah event nasional bernama PPB #9 sedang membuka pendaftaran penerimaan peserta, hingga akhirnya akupun lulus menjadi peserta resmi pada kegiatan ini. Dari sini lah pengembaraanku dimulai.
Beberapa hari setelah diumumkan lulus, saat itu juga aku mulai mencari tahu tentang segala hal yang perlu dipersiapkan untuk keberadaanku di Pulau Jawa selama 10 hari nanti. Dan tidak lupa pula 'mengorek' banyak informasi tentang penerbangan, mulai dari apa yang dilakukan saat transit, check in, dan sebagainya. Namun sempat semangatku menciut ketika teman-teman maupun seniorku bertanya, "ki, dimana kamu transit?" akupun menjawab, "di Bandara Soekarno Hatta," kemudian langsung ku dikagetkan dengan ungkapan mereka "Ya Allah.., Ini untuk pertama kalinya kamu naik pesawat lho, itu bandara yang sangat besar, bisa-bisa kamu tersesat dan tidak dapat melanjutkan penerbangan ke Yogyakarta nanti." Oh tidak, saat itu rasanya aku sangat menyesal sudah terlanjur membeli tiket pesawat yang transit di Jakarta. Namun, apa lah daya, nasi telah menjadi bubur. Perjalanan pertama keluar Acehku pun tidak mungkin aku batalkan. Sebab sangatlah merugi jika sampai tiketnya dibatalkan.Singkat cerita, pada hari H penerbangan, aku merasakan banyak hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Mulai dari deg-degan yang luar biasa saat menit-menit awal roda pesawat diangkat meninggalkan bumi, perasaan saat melihat ke bawah dari atas pesawat yang awalnya menakutkan namun akhirnya menyenangkan, hingga rasa takjub yang sebesar-besarrnya saat menyadari posisi awan yang telah sejajar dengan posisiku. Rasa-rasanya ingin ku langsung terjun dan tidur di tumpukan awan tersebut, hehe :D. But, that was real, that was what I felt.
Waktu tiba ku di Bandara Soekarno Hatta ialah pukul 12.00 WITA. Btw, bagaimanapun caranya, aku harus berada di Stasiun selanjutnya (terakhir) selambat-lambatnya pada pukul 15.50 dikarenakan keberangkatan pesawat yg akan kunaiki selanjutnya ialah pukul 16.00. Namun tidak kuduga, kekhawatiran teman-temankupun hampir menjadi kenyataan. Saat itu aku sangat kesulitan mencapai stasiun terakhirku dikarenakan luasnya Bandara Soekarno hatta sangatlah besar, bahkan jauh lebih besar bila dibandingkan Bandara Sultan Iskandar Muda. Kesulitanku juga seperti bertanya ke setiap petugas yang aku jumpai di Bandara yang mana ada petugas yang mengatakan ke arah "A" (kita umpamakan), ada petugas lainnya yang mengatakan justru ke arah sebaliknya. Disitu aku merasa sangat bingung. Ingin rasanya aku duduk beristirahat sejenak untuk mengistirahatkan bahuku yang sudah sangat sakit menjinjing dua tasku yang sangat berat, tetapi itu tidak bisa aku lakukan karena pikiranku sangat khawatir apabila aku tidak dapat menuju stasiun terakhirku tepat waktu.
Menit-menit pun berganti, detik-detik pun berlalu. Lelah sudah tubuh ini berjalan kesana-kemari hingga naik bus bergonta-ganti. Hingga akhirnya, Alhamdulillah pada pukul 15.30 aku dapat mencapai stasiun yang kumaksud. Saat itu aku langsung manfaatkan waktu 20 menit yang tersisa sebelum pesawat lepas landas dengan mencari tempat wudhu', salat, dan memakan makanan yang telah disiapkan ibuku dari Banda Aceh.
Singkat cerita, Akupun dapat menginjakkan kaki di kota Yogyakarta pada waktu isya setempat.
Dan disinilah petualangan, kesenangan, hingga berbagai rintangan barupun aku hadapi bersama teman-temanku PPB #9 yang sangat luar biasa.










